Di
tengah keramaian aku merasa sedikit bosan. Saling singgung, tak tentu bau apa
yang ku cium saat itu. Pandanganku tak tentu. Sesekali aku tengok
kanan,kiri,depan,sampai belakang. Aku tak menemukan sesuatu yang bisa membuat
mood bosanku menjadi lebih baik. Tak ada hal lain yang ku lakukan selain
melirik sana sini. Aku bahkan lelah memutar pandanganku. Sampai akhirnya aku
melihat seorang photographer yang tengah sibuk mengambil gambar sana sini dan
mengoprek kameranya itu.
Awalnya
aku tak memperduliakan dia, karna ku
pikir dia hanya seorang photographer biasa. Tapi dugaanku salah. Mungkin aku
bisa katakan bahwa aku tertarik padanya. Entah angin apa yang bisa membuatku
mengatakan seperti itu, tapi semakin aku memperhatikannya, aku semakin ingin mengetahui
detail siapa dirinya. Sebanyak mungkin pertanyaan bersarang di kepalaku. Sesekali
aku ingin menghampirinya dan mengatakan itu, tapi sulit. Hmmmmm -,-
Siapa ya
namanya? Umurnya berapa? Rumahnya dimana? Boleh minta nomer hp nya? Apa alamat
twitternya? Apa yg bikin dia tertarik sm photographer? Dan yang terpenting ‘udah
punya pacar belum?’. HAH? Seriuskah aku berkata seperti itu? Sadar ga sadar ini
memang keluar dari mulutku.
Dia menoleh
ke arahku. Asyiiiiikkk ternyata dia juga melihatku walau mungkin hanya sebuah
kebetulan, tapi tak apa aku sedikit
merasa senang. Sambil sedikit kegirangan aku menghampiri sebuah kursi dekat
panggung hiburan. Aku coba memfokuskan mataku padanya. Aku kagum saat dia
mengambil gambar disekelilingnya menggunakan kameranya. Dia terlihat manis, dia
keren, dan dia berwibawa.
Handphone ku berbunyi. Nada sms
membuatku mengalihkan pandangan. Aku sibuk membalas sms temanku. Setelah selesai
aku simpan handphoneku di saku celana dan aku kembali melirikkan mataku kearah
seorang photographer tadi. Tapi dia tak ada, kemana dia? Sial. Gara gara
handphoneku ini aku kehilangan jejaknya. Aku putar mataku kearah sebelah
kursiku. Dan tau apa? Hihi si photographer itu sedang sibuk mengoprek kameranya
sambil bersandar di kursi sebelahku. Sontak aku merasa bahagia duduk di sebelahnya.
Dia juga sesekali melirik ke arahku. Jujur aku ingin menyapanya, aku ingin
bertanya padanya tentang apa yang tadi sudah aku pikirkan, tapi aku terlalu
malu untuk mengatakannya. Hufttt :(
Waktu
sudah menunjukkan pukul 15.20. itu artinya sudah saatnya aku harus pulang
kerumahku. Yaaah belum sempat berkenalan dengannya tapi waktu yang harus
memisahkan. Aku tak bisa berbuat apa apa lagi. Aku tak bisa menyuruhnya untuk
ikut denganku. Huh lagi lagi aku harus kehilangan jejaknya, tapi bukan hanya
sekejap melainkan beberapa hari, minggu bahkan berbulan-bulan. Aku hanya
berharap dalam hatiku, semoga aku bisa di pertemukan kembali dengannya. Aku tahu
ini petemuan terlalu singkat untukku, tapi aku tak bisa memungkiri bahwa aku
BENAR BENAR MENYUKAINYA. Tuhan aku harap kau mau berbaik hati padaku. Mempertemukan
pertemuan singkat ini menjadi pertemuan yang abadi suatu saat nanti walau jarak
dan waktu yang harus memisahkan ini :’)
Thank for reading. Please comment guys :)