Teruntuk kamu! Aku ingin bertanya padamu? Apa
kamu bahagia memiliki aku? Eitsss memiliki hati dan cintaku yah bukan
memilikiyang lain dari diriku. Jawab! Apa kamu merasa aku ini spesial dalam
hidupmu, sekarang.
Setiap kali aku menanyakan hal itu padamu
kenapa jawabanmu hanya mengangguk saja. Apa kamu tiba tiba bisu ketika aku
menanyakan hal itu? apa kamu merasa tak perlu menjawabnya, karna pertanyaanku
hanya pertanyaan bodoh yang sama sekali tak penting. Entahlah, kadang aku
selalu menerka hal buruk tentang dirimu, tapi berusaha ku tepis. Aku tak mau
terus menerus berfikir buruk tentang dirimu. Kamu lelaki kesayanganku kedua
setelah ayahku. Tentu aku sangat ingin kamu selalu berada di dekatku, seperti
ayahku yang selalu sempat memanjakanku setiap kali ia pulang kerja. Selelah apapun ayah, ia
selalu bisa membuat
garis senyuman di wajahku. Aku menganggapmu bagian dari hidupku. Kamu bisa
membuatku bahagia, sedih, kecewa, takut dan banyak hal lainnya. Jujur saja,
kamu adalah hero kedua setelah ayahku. Kamu tak perlu takut posisimu akan
tergantikan oleh lelaki lain karna aku sangat menyayangimu. Percayalah. Pegang
omonganku, aku ini bukan perempuan yang hanya pintar bicara saja. Aku selalu
menganggap apa yang keluar dari mulutku adalah bisikan dari hatiku.
Sekarang kutanya balik padamu. Apa kamu juga
menganggapku perempuan kesayanganmu setelah ibu dan kakakmu? Ku harap iya. Ku harap tak ada
perempuan lain yang mengisi hatimu saat ini kecuali ibu dan kakakmu. Pertanyaan
dan harapanku itu tak pernah hilang dari otakku. Aku selalu ingin kamu
menjawabnya, bukan hanya sekedar mengangguk tanpa melakukan respon lainnya.
Bukan hanya terus menjalani hubungan ini dengan cinta yang tak pernah kamu
tunjukkan padaku. Kamu bilang kamu lelaki. Lelaki itu gentle, bukan pecundang!
Masa perempuan saja bisa memberikan kepercayaan padamu, sedangkan kamu tidak?
Mana nyalimu? Aku menganggapmu lelaki hebat setelah ayahku. Tentu kamu harus
gentle seperti ayahku pula.
Sekian bulan kita bersama sama dalam ikatan
cinta yang hanya terlontar dari bibir saja, tanpa ada respon selanjutnya dari
hati. Ini untukmu! Aku melakukan semuanya dengan hatiku. Bukan dengan anggukan
kepala saja sepertimu.
Terkadang aku selalu lelah menagih cinta dari
hatimu. Bukannya aku memaksamu, tapi inilah yang namanya pacaran. Sesekali
perlu dibuktikan bukan hanya ucapan belaka. Kamu tau bagaimana lelahnya aku
ketika menunggu jawaban pertanyaanku tadi? Kamu tau bagaimana lelahnya aku
setiap kali aku menunggu kamu menghubungiku dahulu. Kamu tau betapa lelahnya
aku ketika kamu tak pernah menepati janjimu. Kamu tau betapa lelahnya aku
ketika seringkali kamu menganggapku tak ada saat kamu bersama teman
perempuanmu? harusnya kamu sadar! Perasaanku bukan untuk dipermainkan. Perasaanku
perlu kamu hargai. Aku ini pacarmu kan? Bukan musuh dedemitmu? Jadi tolong
hargai perasaanku saja walau hanya secuil.
Jujur saja. Aku lelah selelah lelahnya orang
lelah. Lelah dengan semua sikapmu beberapa bulan terakhir ini. Aku tak pernah
bosan dengan sosokmu tapi aku bosan dengan semua perilakumu terhadapku. Apa
kamu sekarang merasa bahwa aku tak penting? Apa memang dari dulu? Jika benar
kenapa kamu harus mengajakku dan menyeretku dalam rayuan cinta palsumu dulu.
Kenapa? Kamu mau mempermainkanku?
Kenapa terlalu banyak pertanyaan yang hinggap
di otakku dan ku pendam dalam hatiku? Kapan kamu bisa mengkonfirmasi semuanya,
menjelaskan secara detail pertanyaanku itu. memastikan bahwa kamu memang benar
mencintaiku, bukan malah mendiamkanku dalam harapan palsumu ini dengan seribu
pertanyaan yang masih menggantung dalam otakku?
dear you, from me
oleh salszayusiffa
dear you, from me
oleh salszayusiffa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar