Kau merintih lemas di pinggir trotoar
Terkadang tersenyum lebar dibawah terik
Di depan gedung tua kau mencabik uang
Sungguh, mengusik pikiranku
Menyentuh batinku
Aku sedih melihat senyummu
Sosokmu menghantam langit semesta
Seakan kau lebih kuat dari mereka
Lesung pipimu tergurat bagai lubang pengabdian
Rambut putihmu tergambar jelas kau telah berjuang
Kerling dahimu mengucur keringat penuh rintangan
Mungkin kau adalah pejuang dalam hidupmu
Mungkin juga kau lebih berjuang dari pemimpinmu
Rambut putihmu tergambar jelas kau telah berjuang
Kerling dahimu mengucur keringat penuh rintangan
Mungkin kau adalah pejuang dalam hidupmu
Mungkin juga kau lebih berjuang dari pemimpinmu
Siapa dirimu Pak Tua?
Mengapa kau bisa membuatku memeluk tangisan?
Mengapa kau bisa membuatku tertawa dalam kepiluan?
Mengapa kau bisa membuatku digandrungi rasa keingintahuan?
Siapa dirimu Pak Tua?
Kemana keluarga yang kau pimpin?
Dimana sumber bahagiamu?
Dimana tempat teduhmu?
Inikah cerita klasik dibalik kokohnya sosokmu?
Saat kau tersenyum dalam perihnya hidup yang semu
Saat tulangmu mengisyaratkan kau dalam hidup yang pilu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar